Jeihan Sukmantoro lahir di Solo - Jawa Tengah, pada tanggal 26
September 1938. Ia adalah seorang pelukis terkenal Indonesia, corak gaya
lukisanya berkarakter figuratif yang khas, hampir setiap obyek manusia
di dalam lukisanya adalah figur dengan mata hitam pekat, dengan
warna-warna datar dan sederhana.
Secara
filosofis, seolah Jeihan memadukan alam mistik timur dengan alam
analitis barat. Karyanya yang diam kukuh mencitrakan suasana meditatif.
Lebih dari 50 event pameran tunggalnya sudah diselenggarakan di berbagai
kota dalam dan luar negeri. Selain pameran tunggal, Jeihan juga
berpameran bersama para pelukis Indonesia lainnya di berbagai tempat.
Berlatar belakang pendidikan ITB, telah memotivasi Jeihan pada sikap
pribadi yang amat konsisten dan disiplin dalam mendedikasikan hidupnya
pada bidang seni khususnya seni lukisan. Terbukti dengan karya-karya
lukisan bernilai seni tinggi yang memiliki makna filosofis dalam, yang
tergali dari setiap imajinasinya.
Pada tahun 1985, satu lukisan Jeihan dibeli
dengan harga Rp. 50 Juta. Padahal ketika itu, lukisan-lukisan Afandi,
pelukis yang namanya saat itu sudah mendunia, harganya paling tinggi
Rp.10 Juta. Model lukisan Jeihan bukan saja orang-orang yang lazim kita
temui dijalanan, di pasar atau di terminal. Jeihan kerap diminta oleh
orang-orang penting seperti antara lain Presiden Republik Indonesia
Susilo Bambang Yudoyono, dan Mufidah Kalla, istri mantan Wapres RI,
Jusuf Kalla. Jeihan termasuk golongan pelukis yang sangat beruntung.
Lukisan-lukisan
Jeihan terus menjadi buruan walaupun harganya terus meningkat. Kondisi
ekonomi Jeihan jadi berubah, jadi jauh lebih baik. Padahal jika
dibandingkan dengan Jeihan saat masih menjadi mahasiswa di Seni Rupa
ITB, dimana pada saat itu untuk makan saja Jeihan sangat susah, bahkan
sampai hampir tiap malam tidur di kolam renang Cihampelas, Bandung,
karena tidak punya uang.
Banyak diulas kritikus seni, Jeihan
secara filosofis memadukan alam mistik timur dengan alam analitis barat.
Karyanya yang diam kukuh mencitrakan suasana meditatif. Pameran
tunggalnya sudah diselenggarakan di berbagai kota didalam dan luar
negeri. Dalam hitungan lebih dari 50 kali. Selain pameran tunggal yang
banyak menimang sukses, Jeihan juga berpameran dengan para pelukis
Indonesia lainnya di berbagai tempat.
Namun, sekarang jangan
ragukan Jeihan Sukmantoro. Kini ia mempunyai sejumlah rumah, mobil
selusin walaupun tidak bisa menyetir, studio yang diberi nama Studio
Jeihan di atas tanah seluas dua hectare, memiliki Jeihan Institute dan
membangun dua masjid. “Karena saya membangun dua masjid, saya akan punya
dua villa. Satu untuk saya dan keluarga, satu untuk teman-teman saya
seperti kau”. Ujar Jeihan sembari tersenyum.
Sebagai pelukis
yang kaya raya, Jeihan juga seorang dermawan. Ia membangun dua masjid di
area Cicadas, Bandung, Jawa Barat dan di Pasirlayung, Bandung, Jawa
Barat. Jeihan memiliki kepribadian yang mudah bergaul dan cepat akrab
walaupun baru kenal.
Belum ada tanggapan untuk "Jeihan Sukmantoro"
Posting Komentar